Judul Buku : Lady Julia #2 - Silent In The Sanctuary (Rahasia Terkelam)
Penulis : Deanna Raybourn
Tahun Terbit : 2015


Setelah menghabiskan enam bulan yang menyenangkan di Italia, Lady Julia Grey kembali ke Bellmont Abbey, Inggris untuk merayakan Natal. Tapi di antara kerabat dan teman yang diundang ke estat keluarga itu, Julia sama sekali tak menyangka akan bertemu dengan pria yang sangat ingin dilupakannya—Nicholas Brisbane.

Apalagi menghadapi kenyataan bahwa detektif yang misterius dan menawan itu tidak sendirian. Namun, perayaan tersebut berubah menjadi tragedi ketika sepupu Julia ditemukan dalam keadaan histeris dengan tangan berlumuran darah di dekat mayat salah seorang tamu di kapel... Yakin bahwa kejadian itu tidak sesederhana yang terlihat, Julia bekerja sama dengan Brisbane untuk menyingkap rahasia tergelap para tamu Bellmont Abbey dan mencari pembunuh yang sebenarnya sebelum ia beraksi kembali di tengah amukan badai salju.


Waktu itu aku beli ini bulan September 2018,  3 tahun pasca buku ini terbit, pas aku lagi nyantai nyantai nunggu pengumuman tanggal buat angkat sumpah, saat lagi ada sale di salah satu toko buku. Aku sebetulnya gak berharap banyak dengan buku Historical Fiction, karena aku seperti trauma dengan salah satu buku dengan genre yang sama, buku itu gak tuntas, bosan di pertengahan cerita. Bahkan sampai detik ini aku gatau inti cerita itu apa. Oh ya, buku itu berbarengan belinya dengan buku ini. Jadi buku ini aku telantarkan hingga berbulan-bulan. Tapi melihat buku next to read ku yang menumpuk, akhirnya dengan tekad bulat aku mulai baca ini hahaha. Tapi aku gak menyangka kalau buku ini jadi salah satu buku Historical Fiction favoritku. Bukan Historical Fiction dengan genre Romance yang yang kadang aku bingung dengan bahasanya, tapi buku ini mengusung cerita misteri-detektif ala-ala Sherlock Holmes atau Poirot. 

Well, awal cerita dimulai dari si tokoh utama perempuan, Julia, yang sedang berada di Italia bersama kakak kandungnya, Ly dan Plum setelah kejadian di buku kesatu (Tapi aku belum baca buku kesatu, jadi berdasarkan buku kedua, suami Julia dibunuh). Kemudian mereka menerima surat dari ayah mereka untuk kembali ke Bellmont Abbey untuk merayakan natal. Dengan berbagai drama yang muncul, akhirnya mereka pulang ke Bellmont Abbey, bersama Violenta, istri Ly yang yang dinikahinya di Italia, dan Alexandro, sahabat Ly dan Plum di Italia. Tapi, sesampainya mereka di Bellmont Abbey, mereka kedatangan dua sepupu mereka serta calon suaminya, dan Nicholas Brisbane, detektif yang bekerja sama dengan Julia di buku kesatu. Namun dia tidak sendirian. Dia bersama dengan Lady Charlotte, tunangannya. Suasana berubah menjadi gelap ketika sepupu Julia ditemukan bersama dengan mayat yang sudah berlumuran darah. 
Bukan disitu saja misterinya, Lady Charlotte dan Julia sempat melihat hantu yang berkeliaran di rumahnya. Akhirnya ayah Julia memerintahkan Brisbane dan Julia untuk menyelidiki kasus ini. Kasus yang melibatkan rahasia terkelam salah satu sepupu Julia.

Berlatar pada era Victoria, buku ini penuh dengan penjelasan mengenai Bellmont Abbey sebagai tempat tinggal Julia. Atau lebih tepatnya tempat tinggal ayahnya. March House. Dimulai dari sejarah March House yang dulunya gereja, peternakan-peternakan, hingga kaum Gypsi yang tinggal di Bellmont Abbey. Deskripsinya menarik, menjelaskan pada era Victoria yang dipenuhi dengan warisan, pemberian properti, estat dan sebagainya. Walau sebagian besar aku bertanya-tanya, sekaya apa bangsawan pada era itu, hingga punya investasi kereta api, peternakan, estat, bahkan gelar seperi earl, viscount, dan sebagainya yang aku pun gak tau apa bedanya. Tapi jangan khawatir, semakin kalian gak tau, semakin menarik untuk dibaca hahaha. Setidaknya menambah pengetahuan. Atau setidaknya itulah yang aku rasain.

Begitu banyak karakter dari Julia, Brisbane, kakak kandung Julia yang berjumlah 3 orang, tamu undangan, Lady Charlotte, 2 sepupu Julia, calon suami sepupu julia, beserta sepupunya calon suami sepupu Julia (XD), auntie Julia, tetangga Julia yang juga diundang untuk perayaan, dan belum lagi pelayan Julia serta ayahnya. Begitu banyak karakter di buku ini, yang entah mengapa begitu pas porsi dan chemistrynya. Kebohongan, kepura-puraan, kepolosan mereka begitu menyatu di setiap interaksinya. Sulit rasanya membenci sifat asli karakternya ketika topengnya tampak memikat. Sampai halaman-halaman terakhir pun, sulit rasanya percaya kalau wajah polos itu hanya topeng. Ah aku masih gak percaya dengan semua karakternya. Sempurna.

Dan misterinya ini yang bikin bingung. Bukan hanya satu misteri, tapi ada sekitar 4 misteri yang muncul di buku ini. Bukan kejadiannya yang berkesinambungan, tapi orang-orang yang terlibat di dalamnya lah yang menyatu. Dengan cerita yang berbeda-beda, kita dibawa berfikir, apa misteri 1 nyambung dengan misteri 2? Bagaimana dengan misteri selanjutnya? Sepanjang baca, aku dibawa ikut berfikir, menyambungkan puzzle-puzzle bukti yang ditemukan Julia dan Brisbane. Menjadikannya jadi sebuah kenyataan dan fakta yang sejak awal sudah dipertanyakan oleh Julia, dengan alur yang tidak terkesan lambat tapi juga tidak cepat. Karena bagiku, ceritanya menyenangkan, walaupun begitu banyak dialog-dialog mengenai orang Gypsi, pernikahan, saling basa-basi antar tokoh mengenai pendapatnya tentang Bellmont Abbey atau March House, atau bahkan tentang perjalanan sepupu Julia ke India sekalipun. Semuanya mengalir begitu saja, seakan-akan aku menjadi salah satu tokoh di buku ini. Mengikuti alurnya, tanpa mempertanyakannya.

Well, aku cukup terkejut ada satu buku Historical fiction yang mengagumkan, jadi aku gak akan berfikir dua kali untuk baca series Lady Julia lainnya.